Senin, 14 Februari 2011

DBD

Herbal atasi Demam Berdarah Dengue (DBD)



Demam berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah (DB) atau Demam Dengue (Dengue Fever) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Penyakit ini tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia melainkan melalui perantaraan melalui gigitan nyamuk. Spesies nyamuk yang menjadi vektor perantara penyakit ini utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.

Penyakit ini penyebaran geografisnya yang mirip dengan malaria.Tercatat pertama kali menjadi endemi pada tahun 1779-1780 di Asia, Afrika dan Amerika Utara dan terjadi secara hampir bersamaan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah sangat luas sejak lebih dari 200 tahun lalu dan merupakan penyakityang cukup membahayakan. Saat inipun penyakit ini masih merupakan masalah serius di bidang kesehatan umumnya di daerah tropis dan subtropis dengan tingkat ekonomi dan kesehatan yang rendah.

  
Tanda dan gejala

Secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue.
Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya.Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan, dan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut.
Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih rendah terjadi pada akhir masa demam, hingga pasien dianggap afebril.Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

1.Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

2.Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari setelah gigitan nyamuk pembawa virus tersebut, panas tinggi hingga >38ºC yang berlangsung hingga 5-7 hariNyeri kepala dan nyeri diretro-orbital (belakang mata)Nyeri pada otot, tulang  dan sendi. Rasa mual dan muntah, tidak nafsu makan. Adanya ganguan pencernaan (konstipasi atau diare) Nyeri perut. Adanya rash (tanda kemerahan) pada kulit, bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

3.Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam berdarah dengue (DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan    Adanya manifestasi perdarahan spontan,perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut/ perdarahan gusi, dubur, bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka Adanya pembesaran organ hepar (hati) dan limpa .Adanya efusi pleura (cairan dalam paru) dan ascites (penumpukan cairan dalam rongga perut).

4.Dengue Syok Sindrom (DSS), adalah bentuk paling berat dari infeksi virus ini ada dimana gejalanya meliputi gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok/presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok dan kematian.Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.Adanya penurunan kesadaran, tekanan darah sangat rendah, nadi cepat dan lemah, tangangan dan kaki pucat dan dingin penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.

Diagnosis

Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, uji tourniquet positif, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.
Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 100.000/mm³ (normalnya 150-450 ribu/mm³)
Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat > 20% atau lebih
dari nilai normalnya,Reaksi Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.


Pengobatan & Perawatan

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.Pada prinsipnya karena ini adalah penyakit karena infeksi virus maka belum ada obat  spesifik untuk mengatasinya.
Perawatan yang diberikan hanya berupa penanganan secara simtomatik saja berupa perbaikan keadaan umum penderitanya dan menjaga jangan sampai dehidrasi (kekurangan cairan). Perawatannya bisa dilakukan di rumah apabila penderita masih bisa makan dan minum sendiri dan tidak ada mual atau muntah yang berat (DHF Derajat I-II). Perawatan dapat dilakukan dengan memberikan kompres hangat, obat turun panas, pereda nyeri dan antimuntah bila perlu.Apabila kondisi penderita tidak membaik atau apabila ada tanda-tanda shock (DHF Derajat III-IV) segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.DHF umumnya akan mengalami penyembuhan setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali.

Pengobatan Herbal

Pengobatan herbal didasarkan pada empirik dan hanya tertuju pada sasarannya yakni agar pasien agar cepat sembuh,dan belum sampai pada tataran saintifik, sehingga penerapannya oleh dokter praktek ataupun rumahsakit belum memenuhi syarat ataupun peraturan ( hingga sangat rentan terkena tuduhan malpraktek) .
Sehingga penderita yang menggunakan herbal sebagai alternative , terutama untuk penderita yang mempunyai kendala finansiel, dan sangat memerlukan untuk segera sembuh sehingga bisa segera kembali bekerja mencari nafkah.( walaupun terpaksa kurang memperhatikan masalah saintifik ) Penggunaan herbal / obat bahan alam terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue , fungsinya untuk mengurangi ganasnya serangan virus dan meringankan gejala penyakit yang diderita pasien, sehingga gejala penyakit menjadi lebih ringan dan
kesembuhan menjadi lebih cepat.Untuk anti virusnya digunakan Sambiloto ( Andrographys panniculata Burm.), Tapakdoro ( Catharanthus roseus L.).Herbal ini mengurangi proses replikasi virus,
hingga mencegah munculnya replikasi yang massive, dan mencegah munculnya gejala klinik yang berat.
Untuk meningkatkan dayatahan tubuh dan menurunkan demam digunakan Bratawali ( Tineaspora crispa L),
Meniran ( Phyllanthus urinaria Linn.), Bidara upas ( Meremmia mammosa Lour.) dan madu. Bisa juga digunakan Propolis.Untuk meningkatkan jumlah trombosit digunakan ekstrak daun jambu biji ( Physalis guajava), bukan buahnya walaupun buah jambu biji juga bermanfaat.Untuk menguatkan dinding pembuluh darah kapiler , digunakan ekstrak akar alang-alang ( Radix Imperata cylendrica L).Untuk menjaga keseimbangan cairan dan melancarkan sirkulasi dengan minum susu coklat hangat.Untuk mengurangi rasa sakit pegal pada otot dan tulang digunakan Lempuyang wangi ( Zingiber aromaticum Vahl.)
dan Greges otot.Agar pasien tidak gelisah dan bisa tidur tenang digunakan Pegagan ( Centella asiatica ),

Pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb. ), Seledri, Pala.Bila terdapat perdarahan ringan, dapat diberikan ekstrak akar alang-alang ( Radix Imperata cylendrica L) atau daun sirih ( Piper battle L.), Buah makasar ( Brucea javanica L), Sambang darah ( Excoecaria cochinchinensis Lour.)Bila diperlukan untuk memperbaiki metabolisme dan menyehatkan hepar, dapay digunakan Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb.),dan Kunyit ( Curcuma longa Linn. ).Penderita DBD dewasa ataupun anak-anak biasanya setelah 3 hari sudah bisa melaksanakan aktifitasnya sehari-hari seperti biasanya.Penggunaan herbal / obat bahan alam dengan usual dose tidak ada efek samping ( side effect ) Untuk pasien remaja dan dewasa, sediaan Herbal / obat bahan alam bisa dalam kapsul serbuk tunggal atau kapsul ekstrak tunggal.Dan untuk pasien anak-anak digunakan sediaan sirup ekstrak campur ataupun sirup suspensi serbuk campur.   Pengobatan dengan menggunakan herbal walaupun "site of action"nya berbeda dapat dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan medis kimiawi tanpa menimbulkan dampak interaksi yang merugikan, bahkan berefek potensiasi, hingga kemungkinan adanya komplain malpraktek tereliminir.


PENCEGAHAN

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.Yang harus dilakukan adalah mengetahui kapan biasanya penyakit ini muncul, biasanya pada awal musim hujan dan selama musim hujan. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi;
5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.

Pencegahan menggunakan Herbal

Tanamlah dipekarangan tanaman antinyamuk ( yang dihindari nyamuk ) seperti Bunga Lavenda ataupun tanaman anti nyamuk lainnya.Dan biasakanlah minum Sambiloto ( Andrographys panniculata), Bratawali (Tinea spora), Jahe merah ( Zingiber officinale Linn.) setiap hari.Badan sehat dan nyamuk enggan / tidak suka menggigitnya.

Kiblat Pengobatan


Banyak kiblat pengobatan pada zaman sekarang ini, namun setidaknya ada lima kiblat pengobatan yang dikenal luas oleh umat manusia, diantaranya:
1. Alopati
Harus diakui bahwa pengobatan konvensional yang berasal dari barat ini memiliki banyak kelebihan seperti penggunaan teknologi modern untuk mendeteksi penyakit (clinical diagnosis), melakukan operasi (pembedahan) pembuatan obat-obatan (farmakologi), penanganan mata (optalmologi), penghilang rasa atau bius (anestisologi). Selain itu pengobatan konvensional telah dilengkapi dengan berbagai temuan mutakhir dalam kasus-kasus tertentu. Seperti penanganan kecelakaan, cedera pemindahan organ tubuh, cangkok dsb.
Namun memiliki kelemahan yang tidak sedikit bahkan sangat membahayakan kehidupan manusia. Seperti yang disinyalir oleh Dr. Paapo Airola seorang dokter kebangsaan Amerika mengatakan bahwa semua obat ‘dadah’ (obat kimia yang digunakan dalam pengobatan konvensional) menyebabkan efek samping yang sangat berbahaya. Hal ini senada dengan Dr. Ivan Ilich dalam bukunya “limits to Medicine” (1926) setelah selama satu abad mengejar sebuah impian tentang pengobatan, kini ditemukan hikmah bahwa dunia pengobatan ternyata tidak banyak membuat perubahan yang berarti beberapa waktu yang lalu. Jadi secara sederhana obat-obatan kimia sintetis ialah obat yang bisa menyembuhkan satu penyakit dan menimbulkan penyakit lain yang lebih parah diesok hari, inilah side effect, efek samping dari pengobatan konvensional.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sifat obat-obatan kimia. Pertama, bersifat sementara, kalau kita cermati iklan obat-obatan, memakai istilah meredakan bukan menyembuhkan, karena memang demikian halnya, ketika seorang pasen sakit lalu memakai obat-obatan kimia maka gejala sakitnya menjadi hilang karena sifat dari pengobatan konvensional ini bersifat symptomiatic treatment, menghilangkan gejala sakit saja. Sederhananya dengan cara seperti ini urat sarap yang menuju tempat sakit ini ditekan agar tidak sakit (analgetik), penahan rasa sakit saja. Kelebihannya pasen lebih cepat sembuhnya, kelemahannya tidak menyembuhkan bahkan dalam kasus lain jadi kecanduan obat karena bila tidak makan obat itu rasa sakitnya datang kembali bahkan bertambah dosis juga ketergantungan obat.
Kedua, bersifat menipu, ketika kita sakit kepala dan makan obat kimia maka dengan cepat sakitnya hilang. Ada beberapa obat yang fungsinya mengalihkan perhatian otak. Otak dirangsang untuk tidak tertuju akan rasa sakit, namun dialihkan akan hal-hal lainnya.
Dari pemaparan kedua sifat ini terlihat bahwa meredakan dan mengalihkan bukanlah menyembuhkan semakin kita banyak mengkonsumsi obat berarti semakin banyak pula kita menimbun racun dalam usus kita, hal ini yang mengkombinasikan sakit yang tidak diobati dan penimbunan racun yang terus menerus menimbulkan efek komplikasi pada diri kita, yaitu rusaknya atau tidak berfungsinya organ-organ tubuh kita secara sempurna seperti jantung, lever, ginjal dll.
Ketiga, bersifat keras, kita mengenal antibiotik, hampir setiap kali kita berobat diberi antibiotik, secara harfiah antibiotik bermakna anti=tidak,melawan biotic=hidup, jadi antibiotik ini ialah obat yang melawan kehidupan. Maksudnya ialah dalam tubuh kita ada dua bakteri, menguntungkan dan merugikan. Ketika kita sakit berarti bakteri merugikan lebih mendominasi dibanding bakteri menguntungkan. Dengan pemberian antibiotik bakteri merugikan ini dibunuh populasinya supaya berkurang hanya saja efek sampingnya bakteri menguntungkanpun ikut terbunuh, maka wajar kita sembuh dari satu penyakit tapi ketika bertemu dengan penyakit lain kita gampang sekali terserang karena imuniti tubuh kita menjadi lemah, dalam kasus yang lain ada jantung berdebar ataupun lemas dibagian kaki terutama lutut setelah mengkonsumsi antibiotik.
Di dalam Convention Of Medical Heretic, Robert S. Mendelsohn berkata hampir 100 % antibiotik yang diberikan tidak perlu. Dia yakin bahwa antibiotik hanya diperlukan 3 – 4 kali dalam hidup. Sebuah buku baru Bad Treatmen, Bad Doctor yang ditulis oleh seorang radiologis Universiti Keio Jepang, menjelaskan bahwa ada kecenderungan penggunaan antibiotik untuk demam selsema biasa secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan tubuh menjadi lemah tetapi virus dan bakteria menjadi semakin kuat.
2. Mistis
Diakui ataupun tidak sejak zaman purba hingga zaman sekarang praktik pengobatan seperti ini sangatlah disukai oleh masyarakat banyak minimal terkelabui dengan imbing-imbing penyebutan nama Allah dan Al Qur’an padahal Rasulullah telah bersabda:
من أتى كاهنا فسأله عن شيء فصدقه فقد كقر بما انزل على محمد ص ومن اتى كاهنا ولا يصدقة لم تقبل له صلاة اربعين يوما.
(رواه الطبراني)
“Barang siapa yang datang kepada dukun menanyakan suatu perkara lalu membenarkan ucapan dukun itu, kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW, dan barang siapa datang dan tidak membenarkannya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari. (HR. Thabrani)
Kita mesti mewaspadainya, mengandalkan kekuatan mistis, terkadang pengobatannya non logis, tidak masuk diakal, bahkan melanggar sunnatullah. Bisa jadi setelah kita berobat jadi sembuh, tapi tetap kesembuhan itu dari Allah swt. Bahkan bisa jadi kesembuhan yang kita dapatkan dari mereka hanya merupakan Istidroj (sungkunan) dari Allah.
3. Ayurveda
Salah satunya ialah theraphy urine yang diistilahkan dengan TAS (Therapy Air Seni). TAS ini pertama kali dicetuskan 100 tahun yang lalu oleh orang-orang Majusi, yang mustahil dilakukan oleh para ilmuwan/ ahli medis Islam karena dalam hadits-hadits dijelaskan bahwa itu merupakan najis. Namun dalam sejarah di India, ditemukan sebuah dokumen berusia 5000 tahun telah menerangkan praktek TAS yang didalamnya memuat referensi tentang tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan yang masih digunakan oleh Ayurvedic masa kini. Dokumen ini berisi 107 ayat (seloha) dinamakan Shivambu Kalpa Vidhi (metode meminum air seni supaya tetap awet muda), dan bagian dari sebuah dokumen yang disebut Damar Tantra.
Air seni dalam bahasa mereka disitilahkan Shivambu yang secara harfiah berarti air Shiva, Dewa teringgi dalam kepercayaan India. Sekurang-kurangnya ada 35 buku berbahasa Inggris dan 2 buku berbahasa Indonesia yang dapat dijadikan nara sumber TAS tetapi tak satupun yang dapat meyakinkan kita tentang keilmiahannya apalagi keilahiahannya atau islaminya, sebab dari 37 buku yang diterbitkan tahun 1918 yang ditulis oleh Dr. Charles H. Duncan, jelas-jelas merupakan buku yang ditulis oleh orang-orang Nasoro asli.
4. Yin & Yang
Pengobatan ini lahir dari negeri Cina. Ilmu pengobatan cina memang telah maju sejak 2500 tahun SM, sebelum berkuasa kaisar Yao. Disebut Yin & Yang karena pengobatan ini erat hubungannya dengan kepercayaan terhadap dua dewa yang menjadi unsure penting, yaitu Yin (dewa bumi) dan Yang (dewa langit). Keduanya mempengaruhi alam dan isinya, dalam diri manusia juga terdapat unsure Yang dan Yin itu, jika keduanya seimbang manusia menjadi sehat dan jika tidak seimbang, manusiapun menjadi sakit.
Banyak terapi yang digunakan dalam pengobatan ini diantaranya Akupuntur, Akupresur, pijatan dengan tangan, togkat, biji-bijian, batu kasar, batu halus, dan batu giok, ada juga dengan jamu-jamuan, sihir, dengan magent tubuh dan lain-lain.
Namun pengaruh budha cukup kuat hingga mempengaruhi pembemdaharaan pengobatan mereka yang sekarangpun banyak kita kenal yaitu senam-senam yang berpangkal pada Yoga, yaitu pengobatan dengan pengaturan nafas yang sebenarnya berasal dari ajaran Dahtayana. Pengobatan yang awalnya terbatas ditingkat biara-biara Budha maka wajar bila didalamnya mengandung unsure mistik. Pengobatannya dilakukan dengan cara rabaan renggang dan pemusatan tenaga lalu dihubungkan dengan kepercayaan-kepercayaan terhadap gangguan ruh-ruh dan makhluk halus, yang ia usir dengan pancaran “Sinar Putih” dan “Tangan Sakti”. Mereka menyebut kekuatan itu dengan “Chie”.
Sesungguhnya Yoga itu termasuk cara peribadatan Budha dan Hindu. Menurut penganut ajaran Budha, dengan Yoga meditasi, konon kabarnya jiwanya dapat bersatu dengan “Budha atau bersatu dengan Brahman atau Mahatman” menurut agama Hindu.
5. Thibbun Nabawi
Ialah pengobatan cara Nabi. Pengobatan yang mulai dilupakan orang hari ini. Maka wajar bila eksistensinya timbul tenggelam. Kalah oleh pengobatan konvensional yang jelas-jelas mengandung banyak efek samping. Nabi kita memang tidak diturunkan sebagai seorang tabib, namun kita yakin bahwa yang disabdakan Rasul ialah merupakan wahyu. Ciri khas dari pengobatan ini bersifat ilahiah dan alamiah. Sesuai dengan konsep Islam yang bersifat fitrah, dari mulai aqidah, ibadah, muamalah demikian juga dalam pengobatannya.
Seperti yang disebutkan oleh DR. Ja’far Khadem Yamani, Syari’ah Islam yang dibawa Nabi SAW terkandung nilai-nilai ath thib (kedokteran) yang murni dan tinggi. Karena prinsip dari syaria’ah Islam ialah membawa maslahat umat manusia pada masa sekarang dan yang akan datang. Bila kita perhatikan ternyata ulama-ulama pendahulu seperti As Suyuthi, Ibn Qayyim selain faqih mereka juga dikenal sebagai tabib yang professional.
Bahkan Imam Bukhari, Imamul Muhadditsin dikenal sebagai ahli hadits yang pertama kali menyusun kitab Ath Thibun Nabiy, didalamnya terdapat lebih dari 80 hadits yang bekaitan dengan kedokteran. Terapi yang beliau sukai ialah terapi madu (herba) dan bekam (Al Hijamah). Hal ini termaktub dalam kitab Shohih Bukhari dalam Kitab Ath Thib :
عن ابن عباس قال عن النبي ص الشفاء فى ثلاث : بشربة عسل, وشرطة محجم, وكية نار وانهى عن الكي. رواه البخاري
“Dari Ibn ‘Abbas ra. Dari Nabi SAW telah bersabda : Kesembuhan (Obat) itu ada pada tiga perkara yaitu minum madu, berbekam dan berkay dengan api, dan aku melarang umatku berkay dengan api itu”. (HR. Bukhari)

Terapi Herba & Bekam Sebagai Solusi
Jauh sebelum Islam datang bahkan 5000 th sebelum masehipun praktik pengobatan sudah ada. Dan bukan hal yang mustahil zaman Rasulullahpun sudah tersebar banyak cara pengobatan, termasuk didalamnya terapi herba dan bekam, namun dari sekian banyak terapi, Rasulullah SAW memilih dua terapi ini sebagai ikhtiyar memperoleh kesembuhan dari As Syafi, Allah Yang Maha Penyembuh.
Terapi herba, ialah terapi dengan tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat hal ini diambil dari sabdanya “Bi Syarbati ‘Asalin” (minum madu). Karena sekurang-kurangnya seekor lebah hinggap di 144 macam tumbuh-tumbuhan, bisa kita bayangkan berapa ribu sari herba yang kita minum dalam tiap sendok madu. Kemudian oleh para tabib-tabib terdahulu diurailah herba-herba ini menjadi lebih spesifik untuk proses dan dosis yang tepat dalam mengobati penyakit. Maka wajar bila lambang apotik Islam berlambangkan herba.
Kelebihan herba diantaranya ialah probiotik (tidak antibiotik),meningkatkan imunitas tubuh, tidak akan terjadinya efek samping, mengandung nutrisi, makanan, vitamin dan mineral organic, serta mengobati kesumber sakit, causa (penyebab) penyakit dan tidak hanya mengobati satu macam penyakit, salah satu contohnya ialah tempuyung/jombang (Jawa), atau lalakina, galigug, lempung, rayana, lampuyang (Sunda), Sonchus arvensis L (latin), yang ada disekitar kita bahkan dengan mudah kita dapatkan memiliki khasiat yang luar biasa, diantaranya dapat mengobati : batu saluran kencing, batu empedu, radang usus buntu (apendisitis), jantung, radang payu dara (mastitis), disentri, wasir, beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), pendengaran berkurang (tuli), rematik gout, memar, bisul dan luka bakar.
Dalam pengobatan alopati banyak yang belum diketemukan obatnya, virus HIV misalnya, penderita AIDS divonis tidak akan sembuh, suatu penyakit yang disebut adzab dari Allah, namun akankan Allah SWT memberikan penyakit tanpa ada obatnya termasuk pada seorang bayi yang lahir dari perempuan yang positif HIV? Tentu tidak jawabannya, karena dari hasil penelitian National Cancer Institute dari Amerika Serikat telah menemukan senyawa aktif calanolides yang dapat mematikan virus HIV. Senyawa itu diperoleh dari herba species Bintangur (Calophyllum Lanigerum) yang tumbuh dihutan Serawak.
Di Barat, ketika seorang ikhwan kembali dari Jerman, beliau mengungkapkan bahwa kedudukan terapi herba lebih banyak diminati dibanding obat-obatan konvensional. Bila pasen berobat kedokter maka ditanyakan apakah obat-obatan yang ingin anda gunakan, konvensional atau herba? Bahkan ada kecendrungan dokter yang tidak memberikan pilihan seperti itu, ditinggalkan pasen.
Sejak 25 tahun yang lalu Barat menggembor-gemborkan Back to Nature (Kembali ke Alam) namun karena tidak diiringi dengan aqidah maka tak jarang dihinggapi penyakit “TBC”, Takhayul, Bid’ah dan Syirik. Nabi kita 14 abad yang telah lalu telah mengungkapkannya.
Terapi bekam, bekam adalah istilah bahasa Indonesia yang berarti “membuang darah” . Dalam bahasa Arab disebut Al Hijamah, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “cupping”. Tubuh yang sehat, pikiran yang sehat dan hati yang bersih adalah faktor penting dalam hidup seorang hamba dalam melaksanakan tanggung jawabnya terutama optimalisasi ibadah kepada Allah SWT. Tetapi jika kotoran toksid (racun) dalam badan, hal ini yang menyebabkan statis darah (penyumbatan darah) bahkan diantara penyebab terjadinya penyakit; dimana sistem darah tidak berjalan dengan lancar. Keadaan ini sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan baik itu fisik ataupun mental seseorang. Kita akan merasa malas, murung, selalu merasa kurang sehat (tidak fit), cepat bosan dan cepat naik pitam/darah (marah).
Statis darah harus dikeluarkan melalui berbagai macam cara, sayangnya obat-obatan alopati tidak mampu bertindak demikian. Namun dengan terapi bekam hal itu sangat memungkinkan untuk mengeluarkan toksid-toksid itu dengan cepat agar badan kita tidak lemah dan diserang penyakit.
Sesungguhnya bekam itu telah dikenal bangsa-bangsa purba sejak kerajaan Sumeria berdiri, lalu berkembang di Babilonia, Mesir, Saba dan Persia. Namun menurut As Suyuthi bekam berasal dari Isfahan. Jadi sebelum Rasul SAW diutuspun bekam telah ada, hanya dari sekian banyak terapi, bekamlah yang Rasulullah pilih hal inilah yang menjadi pertanyaan besar. Bahkan beliau sangat menyenanginya terbukti dari seringnya beliau berbekam dan beliau mengungkapkan sebaik-baiknya pengobatan ialah berbekam, hal ini termaktub dalam riwayat Imam Bukhari:
إن أمثل ما تدويتم به الجحامة والقسط البحري . رواه البخاري

“Sebaik-baiknya pengobatan kalian adalah berbekam dan kayu manis ”
Orang-orang Barat telah lama mengenal pengobatan dengan membuang darah, pada abad ke 18 mereka menggunakan lintah sebagai alat untuk berbekam, pada suatu waktu Perancis pernah mengimpor 40 juta ekor lintah untuk keperluan itu. Lintah-lintah itu akan dilaparkan terlebih dahulu dengan tidak diberi makan, jadi bila ditempelkan pada tubuh manusia dia akan terus menghisap darah dengan begitu sangar efektif sekali. Setelah kenyang lintah itu tidak berusaha lagi untuk bergerak dan terus jatuh. Begitulah lintah mengakhiri “upacara” berbekamnya.
Dulu, ketika penulis belajar hadits, Rasulullah berbekam itu dipandang dengan pengobatan yang sangat kuno juga mengerikan, karena paradigma pengobatan konvensional, juga terbayang torehan benda tajam (pedang, silet, atau kapak kecil) untuk mengeluarkan darahnya. Namun setelah penulis bergabung dengan Himpunan Herbalis Thibbun Nabawwi Bandung, paradigma itu berubah 180 derajat. Karena bekam yang sekarang sesuai dengan perkembangan zaman, ditunjang dengan peralatan yang canggih, berteknologi tinggi dan diakui oleh para dokter juga dari teknik-teknik sterilisasinya demikian pula dalam hal meminimalisir rasa sakit bahkan tidak terasa.
Dari kebanyakan pasen yang dibekam mereka menyatakan tubuh mereka jauh lebih ringan, hal ini dikarenakan peredaran darah menjadi lebih lancar setelah darah statisnya (penyumbatan darah) dikeluarkan, warnanya hitam pekat dan menggumpal, ibarat marus (darah yang diendapkan beberapa waktu).
Sebagian orang berpendapat bahwasannya donor darah juga mengeluarkan darah, namun hemat penulis hal itu bukanlah berbekam, karena yang dikeluarkan bukanlah darah kotor namun darah yang bisa didonorkan tentulah harus bersih dari penyakit. Dan berbekam darah yang diambil tidak sebanyak donor darah, hanya sedikit saja. Apalagi bila diungkapkan apakah donor darah bisa menyembuhkan penyakit ? Sedangkan fakta membuktikan pasen jantung koroner yang divonis harus terus berobat sampai ajal tiba. Karena menurut perawatnya penyakit jantung itu tidak ada obatnya, hal ini kontradiktif dengan sabdanya :
ما أنزل الله داء إلا أنزل له شفاء . رواه البخاري
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan menurunkan penawarnya” (HR. Bukhari)
Setelah selama enam bulan berobat jalan namun tidak ada perubahan yang berarti, stagnan (mandeg). Lantas pasen mencoba dengan terapi bekam dan herba setelah dibekam 3 kali dan terapi herba dalam jangka waktu sebulan setengah, ternyata pasen mengalami perubahan yang luar biasa, Hal ini disebabkan sifat dari terapi bekam itu sendiri yang mampu mengeluarkan darah beku, kotor (berpenyakit), kolesterol, bersifat refunction (memfungsikan kembali organ tubuh) bahkan analgesik (penghilang rasa sakit).
Darah yang diambil dengan Al Hijamah ialah darah yang berada dibawah lapisan jaringan kulit, kapiler, bukan pembuluh pena apalagi arteri. Karena kulit merupakan jaringan terbesar yang ada pada diri manusia yang disanalah beradanya sisa-sia toksid dalam darah.
Dari segi pengistilahanpun mereka (Yahudi & Nasrani Cs) menyebutkan selain cara pengobatan mereka disebut sebagai pengobatan alternatif (pilihan lain selain yang pokok), karena mereka menginginkan cara mereka menjadi nomor wahid didunia dan mengucilkan pengobatan yang sering Rasulullah gunakan bahkan mereka memberikan stigma sebagai pengobatan kuno.
Para ahli sepakat bahwa pengobatan yang baik ialah pengobatan luar dalam. Dengan dua terapi ini, herba dan bekam, merupakan kekuatan sinergis bila dipadukan, bekam sebagai terapi luar, dan herba sebagai terapi dalam yang tidak bisa disembuhkan dengan bekam.
Hemat penulis, maksud dari “Yasyfiyani” , Dialah yang menyembuhkanku, dalam surat Asy Syu’aro diatas tentulah dengan Sunnatullah. Karena sebuah kewajiban kita untuk berikhtiyar mengobati penyakit, lantas Rasulullah memilihkan dengan wahyu dariNya dari sekian banyak terapi yang ada pada waktu itu ialah dengan terapi herba dan bekam. Karena kedudukan Rasulullah SAW sebagai bayan dari firman Allah.
Selama pengobatan itu tidak melanggar syari’at Islam tentu itu diperbolehkan, apapun bentuk dan namanya, hanya apabila kita berobat dengan racikan yang tidak terjamin halalan thayyibannya akankah Allah ridho dengan cara seperti itu ? Sedangkan seluruh sendi kehidupannya hanya mencari RidhoNya. Namun akankah kita belum yakin dengan apa yang disabdakan dan pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw ?
Wallahu A’lam Bi As Showab.

Berbekam Ketika Shaum
Bolehkah kita berbekam ketika kita shaum? Rasulullah dalam riwayat Imam Bukhari dijelaskan:
عن ابن عياس قال : احتجم رسول الله ص وهو صائم . رواه البخاري
Dari Ibn Abbas ia berkata : Beliau berbekam padahal beliau sedang shaum.
Imam Asy Syuyuthi menukil pendapat Ibn Umar bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya. Dan menurut hadits diatas tidak ada halangan juga tidak membatalkan shaum berbekam ketika kita melaksanakan shaum, dan itu merupakan waktu yang paling baik demikian menurut para tabib dan Rasulpun mengerjakannya, bahkan Imam Bukhari memasukan hadits diatas dalam Bab Kapan Rasulullah Berbekam ? Hadits diatas merupakan jawabannya.
Idealnya kita berbekam sebagai “Tune Up Body” , sebulan sekali, hadits yang diriwayatkan Abu Daud, Rasulullah menjelaskan “Barang siapa yang berbekam pada tanggal 17, 19 dan 21 maka dia akan sembuh dari setiap penyakit. Dalam kesempatan lain Rasulullah menjelaskan bahwa berbekam itu menyembuhkan 72 macam penyakit, meringankan tubuh dan menajamkan pandangan.
Penulis mengajak ikhwan-akhwat yang berminat untuk mempelajarinya, demi izzah (kemuliaan) Islam, karena siapa lagi yang akan menghidupkannya. Karena terapi bekam ini merupakan terapi yang sangat mudah sekali untuk dipelajari.

SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness)

PEMANFAATAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness)
SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN DAN MINUMAN KESEHATAN




PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki petensi alam yang sangat subur atau gemah ripah loh jinawi. Hal tersebut dapat dilihat dari beraneka ragam tanaman obat yang ada diberbagai tempat dan daerah di indonesia. Salah satu tanaman obat yang mudah dijumpai dan diperoleh adalah tanaman Sambiloto. Penanaman tanaman Sambiloto tidak membutuhkan proses yang rumit. Sebab tanaman sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700m di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan 2000mm-3000mm/tahun.
Pengobatan herba telah dikenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu, bahkan termasuk jenis perubatan tertua di dunia. Tidak kurang dari 80% komunitas penduduk dunia menggunakan pengobatan jenis ini. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan sebagai obat telah diwariskan dari satu generasi ke generasi.
Dewasa ini para herbalis (ahli perubatan herba) telah menggabungkan antara pendidikan klinis dan pengetahuan lampau dengan kajian-kajian terbaru untuk menghadapi dunia modern serta kontemporer. Ia juga turut dilengkapkan dengan kemampuan melakukan diagnosis, yang dilakukan langsung oleh herbalis ataupun dibantu dengan peralatan tertentu. Di daerah Melayu, mereka lebih dikenal sebagai bomoh akar kayu.
Herbalogi mengedepankan pendekatan holistik dimana tidak berfungsinya satu bagian tubuh menyebabkan ketidakseimbangan pada bagian tubuh yang lain. Jika tubuh tidak mampu melakukan keseimbangan maka timbullah penyakit. Dalam diri manusia terdapat kekuatan penyembuhan yang datang dari faktor spiritual, emosi, mental dan fizikal. Prinsip utama herbalogi ialah menggunakan semurni mungkin bahan-bahan dari herba (medicinal plants). Keseragaman kimia menghasilkan aktivitas yang luas dalam tubuh. Pengambilan bahan-bahan aktif tertentu saja dalam pengobatan akan mengakibatkan berlakunya kesan-efek samping (side effect) dan tidak efektif (disebabkan ketidakseimbangan biokimia).
Herbalogi tidak menggunakan bahan isolasi (isolation) atau bahan kimia sintetik atau obat-obatan dadah (drugs). Keseimbangan dan keanekaragaman bahan kimia dalam tumbuh-tumbuhan (phythochemicals) menghasilkan aktiviti yang luas di dalam tubuh. Hal ini juga dapat menghindarkan terjadinya efek samping (side effect). Banyak contoh penelitian apabila bahan aktif yang tertentu saja (ekstrak tunggal) yang digunakan ia menghasilkan bahan yang sangat beracun dan tidak efektif. Bahan kimia kompleks dalam tumbuh-tumbuhan lebih mudah dicerna dan lebih sedikit efek sampingnya. Karena itu apabila terdapat 40 jenis bahan aktif dalam sesuatu herba lebih baik pengambilannya dalam bentuk gabungan alami. Selain itu herba sering disinergikan untuk menguatkan potensi ramuan tersebut. Herba memberikan pengobatan yang lembut dalam membantu penyembuhan.
Kenaikan harga barang tersebut tak terkecuali pada harga obat-obatan khususnya obat generik. Kenaikan harga tersebut mengakibatkan semakin minimnya mutu kesehatan masyarakat. Padahal maju tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya. Kalau mutu kesehatan berkurang, maka dimungkinkan mutu sumber daya manusianya pun berkurang. Ini berarti tingkat kesehatan berbanding lurus dengan mutu sumber daya manusia di suatu negara, tak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini sangat diperlukan minuman kesehatan sebagai alternatif pengganti obat generik yang terkadang masih memiliki efek samping bagi pengguna.bahan minuman alternatif tersebut harus memiliki harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah, sehingga tingkat atau mutu kesehatan mereka dapat tetap terjamin.
Menurut Yatim (1999), herba adalah tumbuhan kecil yang tidak menjalar, batang tidak berkayu dan tinggi kurang dari 1,5 meter.
Herba adalah tumbuhan menahun, batang berada di atas tanah dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak  sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak (Krebs, 1978).
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman obat yang sering digunakan di Indonesia. Tanaman ini sudah diteliti secara etnobotani, botani, penyebaran , budidaya, efek farmakologi, kandungan kimia, uji praklinis maupun uji klinis. Penggunaan sambiloto untuk pengobatan penyakit maupun pencegahan sudah terbukti secara nyata, aman dan efektif. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti tanaman obat untuk mengembangkan sambiloto secara ilmiah agar dapat diterima sebagai obat dalam pelayanan kesehatan formal. Penelitian sambiloto sebenarnya sudah pada tahap uji praklinis dan uji klinis yang dilaksanakan oleh para peneliti dalam dan luar negeri.
B.     KANDUNGAN KIMIA
Tanaman sambiloto mengandung Laktone dan Flavonoid. Laktone yang diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu Deoxyandrographolide, Andrographolide, Neoandrogapholide, 14-deoxy-n, 12-didehdoandrographolide, dan Homoandrographolide. Sedangkan flavonoid diisolasi terbanyak dari akar yaitu Polymethoxyflavone, Androgaphin, Panicolin, Mono-o-methylwithtin, dan Apigenin 7,4-dimethylether.
C.     SIFAT PENYAKIT
Sesungguhnya sakit merupakan hasil kerja tubuh dalam usahanya mengembalikan keseimbangan dan keselarasan, karena itu pengobatan mesti ditujukan untuk mendukung mekanisme penyembuhan diri (self healing mechanism) tersebut, bukan menekannya (to suppress it). Sakit sebenarnya adalah perlawanan tubuh terhadap penyakit, (karena itu) dengan menghilangkan tanda penyakit (simptom) tidak berarti menghilangkan penyakit. Mungkin hanya tandanya saja yang dihilangkan (rawatan simptom saja).
Herbalisme berupaya mempertahankan fungsi normal tubuh sesehat mungkin. Tubuh mengeluarkan zat racun melalui organ penyingkiran (elimination organs), karena itu organ-organ tersebut perlu dijaga. Sistem peredaran darah juga penting. Banyak herba yang digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Stress adalah faktor yang penting dalam kesehatan. Herba yang diberikan bersifat perangsang atau pereda saraf; bisa juga diberikan obat yang akan mengembalikan fungsi normal saraf setelah mengalami stress. Memulihkan keseimbangan atau homeostasis adalah tujuan herbalisme dalam menghadapi penyakit. Istilah yang tepat untuk mengamalkan hal ini ialah adaptogenis. Herba-herba digunakan terutama untuk mendukung fungsi kelenjar adrenal.
Menurut herbalisme, mengenal penyakit berarti mengenal seluruh pribadi pasien, reaksinya terhadap penyakit dan potensi semua fungsi tubuh untuk mengembalikan kesehatan. Fungsi tubuh ini bergantung pada kesediaan makanan, peredaran darah, penyingkiran bahan beracun, kerja sistem saraf yang baik dan keseimbangan hormon
D.    KHASIAT
Pengobatan herba telah dikenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu, bahkan termasuk jenis perubatan tertua di dunia. Tidak kurang dari 80% komunitas penduduk dunia menggunakan pengobatan jenis ini. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan sebagai obat telah diwariskan dari satu generasi ke generasi.
Daun sambiloto diantaranya berguna untuk obat malaria yang memiliki khasiat menurunkan panas. Daun sambiloto berguna untuk obat panas yang memiliki khasiat menurunkan panas. Daun sambiloto berguna untuk obat kurang gizi yang memiliki khasiat menambah nafsu makan. Daun sambiloto berguna untuk obat sakit perut yang memiliki khasiat meluruhkan kentut, menguatkan lambung, memperkuat saluran pencernaan, dan meredakan kejang. Daun sambiloto berguna untuk obat kulit yang memiliki khasiat mengurangi radang dan gatal ("TOGA 3 – Tanaman Obat Keluarga")
Selain itu sambiloto juga mempunyai manfaat dan khasiat yang sangat banyak diantaranya adalah :
1)      Menghilangkan Lelah
2)      Menghilangkan Pegal Linu
3)      Menghilangkan Rheumatik
4)      Anti Biotik
5)      Membantu Fungsi Organ Hati
6)      Membersihkan Racun Dalam Darah
7)      Mengontrol kadar Gula Darah
8)      Mengontrol dan membersihkan racun Lemak Darah
9)      Menurunkan Kolesterol
10)  Penawar Bisa
11)  Anti Radang
12)  Menghilangkan Bengkak
13)  Menurunkan Demam
14)  Membunuh Kuman
15)  Menguatkan Badan
16)  Mencegah masuk angin
17)  Mencegah Influenza
18)  Mengobati sakit kuning
19)  Mengobati luka
20)  Mengatasi penyakit infeksi
21)  Mengobati kencing manis
22)  Mengobati saluran pernafasan bagian atas (ISPA)
23)  Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus
24)  Perangsang nafsu makan pada anak
25)  Meningkatkan kekebalan tubuh
26)  Mencegah dan Mengobati TBC
27)  Mencegah dan Mengobati Hepatitis
28)  Mencegah dan mengobati disentri
29)  Mencegah dan Mengobati radang amandel
30)  Mencegah dan Mengobati radang ginjal
31)  Mencegah dan Mengobati Paru
32)  Mencegah dan Mengobati bronchitis
33)  Mencegah dan Mengobati kanker
34)  Mencegah dan Mengobati Hypertensi
35)  Mencegah dan Mengobati kista
36)  Mencegah dan Mengobati keracunan
37)  Mencegah dan Mengobati kencing nanah
38)  Mencegah dan Mengobati jerawat
39)  Mencegah dan mengobati keputihan

E.     TEKNOLOGI PENGOLAHAN TANAMAN OBAT
Saat ini industri tanaman obat tradisional telah berkembang pesat di Indonesia, tetapi apakah produknya sudah optimal dan memenuhi standar mutu, terutama pada skala industri rumah tangga.  Pada kesempatan ini kami menginformasikan bagaimana teknik pengolahan dari beberapa jenis tanaman obat yang baik salah satunya adalah sambiloto.  Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari produk tanaman yang diperoleh.  Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.
Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan, pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk.  Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll.
F.      SAMBILOTO SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN
Minuman kesehatan dari herba sambiloto belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan minuman kesehatan Sambiloto memerlukan waktu yang cukup lama, karena harus dikeringkan dan atau di rebus terlebih dahulu. Selain itu pemanfaatan herba sambiloto hanya dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, perlu dibuat produk olahan dalam bentuk serbuk sehingga masyarakat dapat membuat minuman kesehatan dengan mudah dan cepat.
Minuman kesehatan dari herba sambiloto memiliki pangsa pasar yang cukup bagus, karena masih belum ada yang mengembangkan usaha ini sehingga dilihat dari segi pesaing serta masyarakat sekitar, usaha ini akan dapat berkembang dengan baik


G.    KESIMPULAN
Setelah menetapkan untuk mengolah herba sambiloto kami melakukan studi literatur dengan mencari informasi di internet tentang bagaimana cara pemanfaatan herba sambiloto yang dapat mendatangkan nilai ekonomis. Berdasarkan kajian pustaka dan akses data di internet kami mendapat informasi bahwa herba sambiloto dapat dijadikan sebagai minuman. Maka kami memperoleh ide untuk membuat suatu usaha dengan memanfaatkan herba sambiloto sebagai bahan pembuat minuma kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
(Dikutip dari : "TOGA 3 – Tanaman Obat Keluarga", Hieronymus Budi Santoso, penerbit : Kanisius).
Tety, dkk. DOTS sebagai strategi baru dalam penanggulangan penyakit dan penatalaksanaan di puskesmas. Medika, 1999; 4.

Elmer WK, Stephen DA, William MJ, Paul CS, Washington CW Jr.
Diagnostic Microbiology. 1992.