Senin, 14 Februari 2011

SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness)

PEMANFAATAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness)
SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN DAN MINUMAN KESEHATAN




PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki petensi alam yang sangat subur atau gemah ripah loh jinawi. Hal tersebut dapat dilihat dari beraneka ragam tanaman obat yang ada diberbagai tempat dan daerah di indonesia. Salah satu tanaman obat yang mudah dijumpai dan diperoleh adalah tanaman Sambiloto. Penanaman tanaman Sambiloto tidak membutuhkan proses yang rumit. Sebab tanaman sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700m di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan 2000mm-3000mm/tahun.
Pengobatan herba telah dikenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu, bahkan termasuk jenis perubatan tertua di dunia. Tidak kurang dari 80% komunitas penduduk dunia menggunakan pengobatan jenis ini. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan sebagai obat telah diwariskan dari satu generasi ke generasi.
Dewasa ini para herbalis (ahli perubatan herba) telah menggabungkan antara pendidikan klinis dan pengetahuan lampau dengan kajian-kajian terbaru untuk menghadapi dunia modern serta kontemporer. Ia juga turut dilengkapkan dengan kemampuan melakukan diagnosis, yang dilakukan langsung oleh herbalis ataupun dibantu dengan peralatan tertentu. Di daerah Melayu, mereka lebih dikenal sebagai bomoh akar kayu.
Herbalogi mengedepankan pendekatan holistik dimana tidak berfungsinya satu bagian tubuh menyebabkan ketidakseimbangan pada bagian tubuh yang lain. Jika tubuh tidak mampu melakukan keseimbangan maka timbullah penyakit. Dalam diri manusia terdapat kekuatan penyembuhan yang datang dari faktor spiritual, emosi, mental dan fizikal. Prinsip utama herbalogi ialah menggunakan semurni mungkin bahan-bahan dari herba (medicinal plants). Keseragaman kimia menghasilkan aktivitas yang luas dalam tubuh. Pengambilan bahan-bahan aktif tertentu saja dalam pengobatan akan mengakibatkan berlakunya kesan-efek samping (side effect) dan tidak efektif (disebabkan ketidakseimbangan biokimia).
Herbalogi tidak menggunakan bahan isolasi (isolation) atau bahan kimia sintetik atau obat-obatan dadah (drugs). Keseimbangan dan keanekaragaman bahan kimia dalam tumbuh-tumbuhan (phythochemicals) menghasilkan aktiviti yang luas di dalam tubuh. Hal ini juga dapat menghindarkan terjadinya efek samping (side effect). Banyak contoh penelitian apabila bahan aktif yang tertentu saja (ekstrak tunggal) yang digunakan ia menghasilkan bahan yang sangat beracun dan tidak efektif. Bahan kimia kompleks dalam tumbuh-tumbuhan lebih mudah dicerna dan lebih sedikit efek sampingnya. Karena itu apabila terdapat 40 jenis bahan aktif dalam sesuatu herba lebih baik pengambilannya dalam bentuk gabungan alami. Selain itu herba sering disinergikan untuk menguatkan potensi ramuan tersebut. Herba memberikan pengobatan yang lembut dalam membantu penyembuhan.
Kenaikan harga barang tersebut tak terkecuali pada harga obat-obatan khususnya obat generik. Kenaikan harga tersebut mengakibatkan semakin minimnya mutu kesehatan masyarakat. Padahal maju tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya. Kalau mutu kesehatan berkurang, maka dimungkinkan mutu sumber daya manusianya pun berkurang. Ini berarti tingkat kesehatan berbanding lurus dengan mutu sumber daya manusia di suatu negara, tak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini sangat diperlukan minuman kesehatan sebagai alternatif pengganti obat generik yang terkadang masih memiliki efek samping bagi pengguna.bahan minuman alternatif tersebut harus memiliki harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah, sehingga tingkat atau mutu kesehatan mereka dapat tetap terjamin.
Menurut Yatim (1999), herba adalah tumbuhan kecil yang tidak menjalar, batang tidak berkayu dan tinggi kurang dari 1,5 meter.
Herba adalah tumbuhan menahun, batang berada di atas tanah dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak  sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak (Krebs, 1978).
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman obat yang sering digunakan di Indonesia. Tanaman ini sudah diteliti secara etnobotani, botani, penyebaran , budidaya, efek farmakologi, kandungan kimia, uji praklinis maupun uji klinis. Penggunaan sambiloto untuk pengobatan penyakit maupun pencegahan sudah terbukti secara nyata, aman dan efektif. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti tanaman obat untuk mengembangkan sambiloto secara ilmiah agar dapat diterima sebagai obat dalam pelayanan kesehatan formal. Penelitian sambiloto sebenarnya sudah pada tahap uji praklinis dan uji klinis yang dilaksanakan oleh para peneliti dalam dan luar negeri.
B.     KANDUNGAN KIMIA
Tanaman sambiloto mengandung Laktone dan Flavonoid. Laktone yang diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu Deoxyandrographolide, Andrographolide, Neoandrogapholide, 14-deoxy-n, 12-didehdoandrographolide, dan Homoandrographolide. Sedangkan flavonoid diisolasi terbanyak dari akar yaitu Polymethoxyflavone, Androgaphin, Panicolin, Mono-o-methylwithtin, dan Apigenin 7,4-dimethylether.
C.     SIFAT PENYAKIT
Sesungguhnya sakit merupakan hasil kerja tubuh dalam usahanya mengembalikan keseimbangan dan keselarasan, karena itu pengobatan mesti ditujukan untuk mendukung mekanisme penyembuhan diri (self healing mechanism) tersebut, bukan menekannya (to suppress it). Sakit sebenarnya adalah perlawanan tubuh terhadap penyakit, (karena itu) dengan menghilangkan tanda penyakit (simptom) tidak berarti menghilangkan penyakit. Mungkin hanya tandanya saja yang dihilangkan (rawatan simptom saja).
Herbalisme berupaya mempertahankan fungsi normal tubuh sesehat mungkin. Tubuh mengeluarkan zat racun melalui organ penyingkiran (elimination organs), karena itu organ-organ tersebut perlu dijaga. Sistem peredaran darah juga penting. Banyak herba yang digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Stress adalah faktor yang penting dalam kesehatan. Herba yang diberikan bersifat perangsang atau pereda saraf; bisa juga diberikan obat yang akan mengembalikan fungsi normal saraf setelah mengalami stress. Memulihkan keseimbangan atau homeostasis adalah tujuan herbalisme dalam menghadapi penyakit. Istilah yang tepat untuk mengamalkan hal ini ialah adaptogenis. Herba-herba digunakan terutama untuk mendukung fungsi kelenjar adrenal.
Menurut herbalisme, mengenal penyakit berarti mengenal seluruh pribadi pasien, reaksinya terhadap penyakit dan potensi semua fungsi tubuh untuk mengembalikan kesehatan. Fungsi tubuh ini bergantung pada kesediaan makanan, peredaran darah, penyingkiran bahan beracun, kerja sistem saraf yang baik dan keseimbangan hormon
D.    KHASIAT
Pengobatan herba telah dikenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu, bahkan termasuk jenis perubatan tertua di dunia. Tidak kurang dari 80% komunitas penduduk dunia menggunakan pengobatan jenis ini. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan sebagai obat telah diwariskan dari satu generasi ke generasi.
Daun sambiloto diantaranya berguna untuk obat malaria yang memiliki khasiat menurunkan panas. Daun sambiloto berguna untuk obat panas yang memiliki khasiat menurunkan panas. Daun sambiloto berguna untuk obat kurang gizi yang memiliki khasiat menambah nafsu makan. Daun sambiloto berguna untuk obat sakit perut yang memiliki khasiat meluruhkan kentut, menguatkan lambung, memperkuat saluran pencernaan, dan meredakan kejang. Daun sambiloto berguna untuk obat kulit yang memiliki khasiat mengurangi radang dan gatal ("TOGA 3 – Tanaman Obat Keluarga")
Selain itu sambiloto juga mempunyai manfaat dan khasiat yang sangat banyak diantaranya adalah :
1)      Menghilangkan Lelah
2)      Menghilangkan Pegal Linu
3)      Menghilangkan Rheumatik
4)      Anti Biotik
5)      Membantu Fungsi Organ Hati
6)      Membersihkan Racun Dalam Darah
7)      Mengontrol kadar Gula Darah
8)      Mengontrol dan membersihkan racun Lemak Darah
9)      Menurunkan Kolesterol
10)  Penawar Bisa
11)  Anti Radang
12)  Menghilangkan Bengkak
13)  Menurunkan Demam
14)  Membunuh Kuman
15)  Menguatkan Badan
16)  Mencegah masuk angin
17)  Mencegah Influenza
18)  Mengobati sakit kuning
19)  Mengobati luka
20)  Mengatasi penyakit infeksi
21)  Mengobati kencing manis
22)  Mengobati saluran pernafasan bagian atas (ISPA)
23)  Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus
24)  Perangsang nafsu makan pada anak
25)  Meningkatkan kekebalan tubuh
26)  Mencegah dan Mengobati TBC
27)  Mencegah dan Mengobati Hepatitis
28)  Mencegah dan mengobati disentri
29)  Mencegah dan Mengobati radang amandel
30)  Mencegah dan Mengobati radang ginjal
31)  Mencegah dan Mengobati Paru
32)  Mencegah dan Mengobati bronchitis
33)  Mencegah dan Mengobati kanker
34)  Mencegah dan Mengobati Hypertensi
35)  Mencegah dan Mengobati kista
36)  Mencegah dan Mengobati keracunan
37)  Mencegah dan Mengobati kencing nanah
38)  Mencegah dan Mengobati jerawat
39)  Mencegah dan mengobati keputihan

E.     TEKNOLOGI PENGOLAHAN TANAMAN OBAT
Saat ini industri tanaman obat tradisional telah berkembang pesat di Indonesia, tetapi apakah produknya sudah optimal dan memenuhi standar mutu, terutama pada skala industri rumah tangga.  Pada kesempatan ini kami menginformasikan bagaimana teknik pengolahan dari beberapa jenis tanaman obat yang baik salah satunya adalah sambiloto.  Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari produk tanaman yang diperoleh.  Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.
Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan, pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk.  Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll.
F.      SAMBILOTO SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN
Minuman kesehatan dari herba sambiloto belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan minuman kesehatan Sambiloto memerlukan waktu yang cukup lama, karena harus dikeringkan dan atau di rebus terlebih dahulu. Selain itu pemanfaatan herba sambiloto hanya dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, perlu dibuat produk olahan dalam bentuk serbuk sehingga masyarakat dapat membuat minuman kesehatan dengan mudah dan cepat.
Minuman kesehatan dari herba sambiloto memiliki pangsa pasar yang cukup bagus, karena masih belum ada yang mengembangkan usaha ini sehingga dilihat dari segi pesaing serta masyarakat sekitar, usaha ini akan dapat berkembang dengan baik


G.    KESIMPULAN
Setelah menetapkan untuk mengolah herba sambiloto kami melakukan studi literatur dengan mencari informasi di internet tentang bagaimana cara pemanfaatan herba sambiloto yang dapat mendatangkan nilai ekonomis. Berdasarkan kajian pustaka dan akses data di internet kami mendapat informasi bahwa herba sambiloto dapat dijadikan sebagai minuman. Maka kami memperoleh ide untuk membuat suatu usaha dengan memanfaatkan herba sambiloto sebagai bahan pembuat minuma kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
(Dikutip dari : "TOGA 3 – Tanaman Obat Keluarga", Hieronymus Budi Santoso, penerbit : Kanisius).
Tety, dkk. DOTS sebagai strategi baru dalam penanggulangan penyakit dan penatalaksanaan di puskesmas. Medika, 1999; 4.

Elmer WK, Stephen DA, William MJ, Paul CS, Washington CW Jr.
Diagnostic Microbiology. 1992.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar